Isnin, 23 Oktober 2017

PERINTAH SUNAT DALAM ISLAM DAN KRISTEN

Orang kristen sering mengklaim bahwa Allah tidak pernah memerintahkan umatNya untuk bersunat. Padahal perintah sunat dalam Islam adalah mutlak perintah Allah yang mesti ditaati oleh umatNya. Berikut ini adalah dalilnya :

“Ikutilah millah/cara hidup/agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (QS 16:123).

Allah memerintahkan umat Islam untuk mengikuti millah Ibrahim, dan nabi Ibrahim pun bersunat. Hal ini diperkuat oleh hadits berikut :

"Nabi Ibrahim berkhitan setelah beliau berusia 80 tahun” [HR. Al-Bukhari (6298 – Fathul Bari), Muslim (2370), Al-Baihaqi (8/325), Ahmad (2/322-418)

Dan dikonfirmasi lagi oleh Nabi Muhammad, bahwa sunat itu wajib didalam Islam.

Dari Utsaim bin Kulaib dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya kakeknya datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata. “Aku telah masuk Islam”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya : Buanglah darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah” [HR. Abu Daud (356), Ahmad (3/415) dan Al-Baihaqi (1/172)

Fithrah itu ada lima : Khitan, Mencukur bulu kemaluan, Memotong kumis, Menggunting kuku dan Mencabut bulu ketiak” [HR. Al-Bukhari (6297 – Fathul Bari), Muslim (3/257 – Nawawi), Malik dalam Al-Muwatha (1927), Abu Daud (4198), At-Tirmidzi (2756), An-Nasa’i (1/14-15), Ibnu Majah (292), Ahmad dalam Al-Musnad (2/229) dan Al-Baihaqi (8/323)][2]

Dan Allah secara tegas memerintahkan umat Islam untuk beriman kepadaNya dan kepada Rasul-Nya Muhammad. Allah berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar; dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.” (QS. AL-ANFAAL 08: 20-21)

Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (QS. 7:158)

Jadi sudah sangat jelas bahwa sunat itu adalah perintah wajib dari Allah yang disampaikan oleh Rasulullah. Analoginya : Seorang Presiden memerintahkan rakyatnya untuk mematuhi aparat kepolisian. Dan aparat kepolisian memerintahkan rakyat untuk tidak mencuri, lantas apakah perintah untuk tidak mencuri itu bukan perintah dari Presiden? Tentu saja itu perintah Presiden, sama halnya dalam konteks ini, Allah memerintahkan umatNya untuk patuh dan mentaati RasulNya. Dan RasulNya memerintahkan umatnya untuk bersunat, maka sudah jelas bahwa perintah untuk bersunat adalah perintah dari Allah.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah di dalam Bible ada disebutkan perintah sunat/khitan ini? Mari kita bahas tentang perintah Tuhan Kristen untuk melakukan khitan/sunat di dalam Bible.

Kejadian 17: (11) Mulai dari sekarang engkau harus menyunatkan setiap bayi laki-laki yang berumur delapan hari, termasuk para hamba yang lahir di rumahmu atau yang kaubeli. Sunat itu akan menjadi tanda dari perjanjian antara Aku dan kamu.

Kejadian 17:13-14

(13) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal

(14) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.

Sebuah argumen dari kaum kristiani adalah, bahwa sunat itu hanya kewajiban untuk keturunan Abraham saja, selainnya tidak. Mungkin menurut mereka, Tuhan itu diskriminatif kali ya? Suka membeda-bedakan ras/suku/bangsa.

Mari kita kupas lebih dalam lagi tentang masalah tersebut. Perhatikan kalimat : “..para hamba yang lahir di rumahmu atau yang kaubeli..” di atas atau kalimat “..Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat..”. Itu sebuah pernyataan bahwa kewajiban sunat bukan hanya untuk keturunan Abraham saja.

Ingin dalil yang lebih jelas? Silahkan buka Bible Kisah Para Rasul 15:5 “Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah datang dan berkata:”Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa”.

Bagaimana hukum Musa tersebut?

Yohanes 7:22 Jadi: Musa menetapkan supaya kamu bersunat..”

Saat itu orang-orang Farisi meminta kejelasan apakah mereka dibedakan dengan orang-orang Yahudi dalam menaati hukum Musa terlebih masalah sunat. Mari kita saksikan keputusan dari para rasul dan tetua dalam ajaran Kristen tersebut :

Kisah Para Rasul 15

7 : Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus (Ketua Para Rasul) dan berkata kepada mereka: “Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

8 : Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,

9 : dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.

Nah, kita ketahui bersama bahwa Tuhan tidak membedakan antara Yahudi dan non Yahudi sesudah mereka beriman. Hukum apa yang diberikan dan ditetapkan Musa, juga akan berlaku umum untuk umat Farisi yang sudah beriman juga. Kesimpulannya, bahwa orang-orang Farisi yang bukan Yahudi juga tidak dibedakan dalam hal bersunat.

Perhatikan ayat-ayat di bawah agar lebih jelas lagi :

Matius 5:17-20

(17) Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

(18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

(19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

(20) Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Perhatikan kalimat “ ..orang-orang Farisi..” di atas. Pertanyaannnya yang harus segera dijawab adalah, apakah orang-orang Farisi adalah keturunan bangsa Yahudi? Sebuah umat yang katanya umat pilihan, haa?

Berarti ada pula orang Farisi (non Yahudi) yang imannya benar jaman dahulu sehingga Yesus harus mengatakan untuk mencontoh mereka dalam hal beragama. Dan penegasan tentang “orang-orang Farisi” sebagai tauladan dalam hal beragama tersebut dilakukan saat Yesus mengatakan dan menegaskan tidak akan menghapus satu iota atau satu titikpun untuk meniadakan hukum Taurat dan larangan meniadakan hukum Taurat sekalipun yang paling kecil.

Berarti hukum Taurat bukan hanya untuk orang-orang Yahudi saja, tetapi untuk orang non Yahudi pula, karena disebutkan oleh Yesus contohnya adalah “orang-orang Farisi” (non Yahudi).

Sebuah kesimpulan yang mudah jika Matius 5;17-20 dihubungkan dengan Kisah Para Rasul 15;5-9 di atas, sebuah cerita yang saling menjelaskan, bahwa dalam ajaran alkitab tidak dibedakan antara Yahudi dan non Yahudi dalam melaksanakan hukum Tuhan yang diturunkan Nabi Musa.

Orang-orang Farisi yang non Yahudi disebutkan harus mengikuti hukum Taurat karena tidak akan dibedakan lagi menurut keturunan (Yahudi atau non Yahudi) bila seseorang itu sudah beriman (Kisah Para Rasul 15;9), dan tidak ada satu titik pun dari hukum Taurat yang ditiadakan (Matius 5;17-20) termasuk hukum dari Musa tentang bersunat ( Yohanes 7:22 Jadi: Musa menetapkan supaya kamu bersunat..”.).

Sebuah kesimpulan yang bisa kita ambil dari uraian di atas adalah, sesuai hukum yang ditetapkan Kisah Para Rasul 15;5 di atas, bahwa orang-orang non Yahudi juga punya kewajiban bersunat mengikuti hukum Musa. Kesimpulan yang mudah bukan?

Adakah ada para Kristiani dan misionaris Kristen yang berani menentang pengetahuan Petrus yang diakui sebagai ketua para rasul oleh para Kristiani dalam memahami ilmu dari gurunya (Yesus)? Yang mana Petrus menetapkan sesuai ajaran gurunya (Yesus) bahwa hukum Taurat bukan hanya untuk para keturunan Yakub saja.

Saat ada ayat-ayat yang sudah ada di tangan para kristen sendiri, mereka lupa untuk saling menghubungkan satu ayat dengan ayat yang lainnya. Perhatikanlah hal tersebut di atas, sebuah contoh yang sebenarnya sederhana, bahwa semua pengikut Yesus termasuk orang-orang Farisi diharuskan mengikuti hukum Musa karena tidak boleh dibedakan antara Yahudi dan non Yahudi jika mereka sudah sama-sama beriman, termasuk dalam hal bersunat, para kristiani ternyata tidak mengetahuinya.

Atau memang pura-pura tidak tahu ataukah memang tidak mau tahu? Sekedar untuk bisa mengikuti hawa nafsunya sendiri, sehingga banyak ayat-ayat yang sengaja dilewatkan.

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, dan semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.. :)